Semoga Kita Bukan yang Lalai. (Anjuran untuk mempelajari dan mengamalkan Al-Qur’an)




Tulisan ini saya nukil dari naskah kutbah kultum suami di Masjid yang berada dalam komplek perumahan kami. (sebenarnya sih, juga nesehat suami pada saya untuk lebih banyak membaca, menghafal dan mengamalkan Al-Qur’an).

Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan Al-Qur’an sebagai petunjuk, rahmat dan kabar gembira bagi kaum muslimin. Namun jika kita lihat kenyataan yang ada, sebagian besar manusia saat ini telah melalaikan Al-Qur’an.
Kaum tua banyak yang tersibukkan oleh dunia, sehingga lalai membaca dan mempelajari Al-Qur’an, sedangkan kaum muda banyak yang disibukkan dengan mempelajari “ilmu dunia” dan mengesampingkan belajar Al-Qur’an. Akibatnya, tidak sedikit orang-orang yang sudah mengenyam pendidikan tinggi namun belum bisa membaca Al-Qur’an.
Hal demikianlah yang diadukan oleh Rasullulah kepada Allah, sebagaimana disebutkan dalam surat al-Furqan ayat 30.
Berkatalah Rasul, “Ya Rabbku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al-Qur’an itu (sebagai) sesuatu yang dilalaikan”.
Dalam hubungannya dengan Al-Qur’an, manusia terbagi menjadi beberapa keadaan. Diantara mereka ada yang bersungguh-sungguh dalam membacanya, mempelajarinya dan mengamalkannya. Mereka itulah orang-orang yang berbahagia dengan mendapatkan berbagai keutamaan yang besar dari Allah.
Diantara manusia juga ada yang berpaling dari al-Qur’an dan sama sekali tidak berkeinginan untuk membaca, apalagi mempelajari dan mengamalkannya. Mereka itulah orang-orang yang terancam dengan firman Allah :
“Barang siapa berpaling dari peringatanKu, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan kami Kami akan menghimpunnya padahari kiamat dlam keadaan buta.
Berkatalah ia, ‘Ya Rabbku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulu adalah seseorang yang melihat?”. Allah berkata, ‘Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini, kamu pun dilupakan’.”
(Thaha 124-126)
Sebagian manusia juga ada yang membacanya untuk maksud dunia semata. Sebagian lagi membaca dengan berlebih-lebihan dalam melagukannya. Lebih-lebih jika membacanya untuk tujuan mendapatkan bayaran.

Begitulah keadan sebagian orang dlam hubungannya dengan Al-Qur’an. Semoga kita termasuk dalam golongan orang-orang yang diberi kemudahan untuk senantiasa ikhlas dalam membaca. Mempelajari dan mengamalkan Al-Qur’an.

Wallahu a'lam














»»  Baca Selengkapnya...

Hijab Undel-Undel Tur Ting Slawir?


Saya sudah pernah menulis tentang hijab disini dan disini Kali ini saya menulis kembali tentang hijab dengan topik yang berbeda.

Saat memutuskan untuk mempublikasi tulisan ini di blog pribadi, semuanya didasari oleh semangat ingin berbagi. Hanya ingin berbagi dengan pembaca tentang sesuatu yang saya pahami, bukan ingin menghakimi, apalagi menghina.

Sebagai orang yang bergerak di bidang fashion, kami (saya dan seorang teman usaha) banyak membeli majalah-majalah yang memuat model busana wanita sebagai bahan “contekan”dan mengambil ide.
Karena kami memang mengkhususkan diri menjahit baju muslim/muslimah, maka majalah yang kami beli adalah majalah yang banyak memuat model busana muslim.
Namun lama kelamaan kok saya menjadi sedih saat melihat trend berhijab akhir-akhir ini.
Kenapa trendnya menjadi banyak menyalahi aturan busana muslimah?
Menurut saya semakin lama kok gayanya semakin berlebihan ya?.
Dari model kerudung yang diundel-undel, ditumpuk-tumpuk, dilipat-lipat, sampai penambahan asesori di kepala segede baskom.
Belum lagi jika ada yang memakai kerudung dengan tambahan untaian manik-manik yang ting slawir (menggantung di sana-sini) di kepala.
Namun walau bertumpuk-tumpuk tapi tidak sempurna menutup dada.

Allah itu indah dan menyukai keindahan. Namun dalam hal manusia berusaha memperindah sesuatu, Allah menetapkan aturan.
Beberapa syarat yang perlu diperhatikan dalam berhijab yang sesuai dengan syariat Islam, yaitu sebagai berikut :

1.Menutupi seluruh tubuh, kecuali wajah dan kedua telapak tangan (QS. Al Ahzab/33:59)
Sabda Rasulullah : "Wahai Asma!, sesungguhnya apabila seorang wanita telah haidh (sudah baligh), maka tidak boleh terlihat darinya ini dan ini"
Kemudian Rasulullah menunjuk wajah dan telapak tangan beliau.

2. Bukan berfungsi sebagai perhiasan.(QS An Nur/24:31)
Sabda Nabi : "Ada tiga golongan, jangan engkau tanya tentang mereka (karena mereka golongan orang-orang yang binasa). Seorang istri yang suaminya sedang tidak ada, padahal suaminya telah mencukupkan kebutuhan duniawinya, namun setelah itu dia bertabarruj (bersolek untuk laki-laki yang bukan mahromnya), maka janganlah engkau tanya tentang mereka.
Dalam bahasa sederhana saya tuh gini lho : salah satu fungsi hijab kan untuk menutupi "perhiasan" (bentuk tubuh dan perhiasan yg melekat di tubuh yang harus ditutupi) agar tidak menarik perhatian. Tapi lha kok malah penutupnya dibikin heboh dan sengaja dibuat untuk menarik perhatian... lha iki trus njuk piye tho?

3. Bukan pakaian syuhrah (untuk mencari popularitas).
Ini berdasarkan hadits Ibnu Umar. Ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda : Barang siapa yang memakai pakaian syuhrah (untuk mencari popularitas) di dunia, niscaya Allah mengenakan pakaian kehinaan kepadanya di hari Kiamat lalu membakarnya dengan api neraka"

4. Tidak memakai pakaian yang ada gambar mahluk hidupnya.
(disarikan dari majalah As-Sunnah, no 11/THN. XVI, Rabiul Akhir 1434)

Dari beberapa buku yang saya baca, diutamakan memakai pakaian berwarna gelap. Wallahu a'lam

Jadi jika Allah telah menetapkan syarat seperti tersebut diatas, sejatinya tak lagi ada yang berlebih-lebihan dalam berhijab.
Sebenarnya masih ada banyak syarat yang belum saya cantumkan disini, namun semoga beberapa syarat yang sudah saya tuliskan dapat menjadi bahan renungan kita (terutama saya), apakah gaya berpakaian kita telah syar'i?

Untuk apa sih kita sibuk berjam-jam didepan cermin mematut diri demi tampil genjreng wah membahana jika apa yang kita kenakan dilaknat Allah?
Bukankan sederhana itu indah?

Semoga kita semua dapat istiqomah hidup sesuai aturan Allah.

*Terima kasih buat #beliau yang telah banyak memberikan buku-buku bermanfaat.
Semoga Allah memudahkan kita untuk mengamalkannya*





»»  Baca Selengkapnya...

Ada Emak-Emak Blogger Hebat di Sini


Postingan ini dalam rangka memperingati ulang tahun Kumpulan Emak-Emak Blogger yang pertama.
Dan memeriahkan Postingan serentak #1st KEB
                                                                           ----------

Tak lama sepulang dari mengikuti ABC di Bali dan pelatihan menulis Wordisme tiba-tiba ada yang menambahkan saya pada sebuah akun. Saya tidak langsung memfollownya, saya pikir ini akun abal-abal. Dah gitu saya merasa belum jadi emak-emak. Saya kekeuh merasa masih belia bagai gadis usia 17 tahun. Setelah dimention oleh Mira (Founder Kumpulan Emak-Emak Blogger/KEB), saya baru ngeh, kalau ini bukan akun abal-abal. Apalagi dikuatkan dengan pernyataan Nike (blogger Palembang yang sangat aktif). Woke dwech, akun ini kemudian saya polbek (tau kan polbek?, klo gak tahu tanya gugel aja ya).

Tadinya sih saya tidak begitu perhatian dengan akun ini *maapkeun saya ya mak-mak hebad #sungkem*, eh lha kok sekonyong-konyong mak bedunduk, saya melihat begitu banyak teman blogger saya ngumpul di akun ini. Terus pas di add di grup FB, saya semakin terkejut *mata melotot, mulut menganga, tapi gak pake melompat (ntar klo melompat jadi kayak kodok)*, lha kok semakin grudukan ngumpul di sini.
Tentu saja dwonk saya senang tiada tara, soalnya para emak-emak ini punya keahlian yang berbeda (bakalan capek kalau nyebutin satu persatu keahlian para anggota KEB), jadi kan saya bisa tambah pinter.

Ada emak blogger yang pinter masak. Saya yang rada alergi pada kegiatan memasak, menjadi tertarik mencoba resep yang ditampilkan, sepertinya sih tidak susah gitu *padahal ya susah juga * . Kemudian saya ubek-ubek lagi deh blog para anggota grup Kumpulan Emak-Emak Blogger ini, wadooow....semakin membuat saya takejup. Buanyaaak buangetz ilmu yang saya dapatkan.

Pokoknya anggota KEB ini komplit. Jika saya tidak paham sesuatu, biasanya saya nanya pada salah satu dari anggota KEB yang saya anggap ahli di bidangnya.

Keinginan saya sih tidak muluk-muluk. Semoga KEB bermanfaat bagi segenap umat manusia dan kehidupan. (ini keinginan yang gak muluk kaaaaaann?)

Akhirul kalam, Selamat Ulang Tahun yang pertama ya KEB, semoga berkah.




»»  Baca Selengkapnya...

Pada Satu Titik


Pada satu titik,
sejenak berhenti.
Entah karena akan melanjutkan ke titik lainnya, atau memang telah tuntas.

Pada satu titik,
harus berhenti.
Mencoba mencerna semua aksara.

Pada satu titik,
masih berhenti.
Mencari celah untuk mengerti.

Pada satu titik,
telah berhenti.
Paham.

Pada satu titik,
Aku berpaling.
Meninggalkan titik dimana aku pernah berpijak.

»»  Baca Selengkapnya...

Perjalanan (Postingan Terakhir di Tahun 2012)


Hobi saya selain membaca dan tidur adalah berjalan-jalan ke tempat yang belum pernah saya singgahi. Saya selalu menikmati, takjub bahkan terkejut saat mengetahui hal-hal baru serta kebiasaan orang di suatu daerah.
Sejak SMP saya gemar kirim surat ke Kedutaan Besar dari berbagai negara (saat itu saya sangat tertarik dengan negara-negara kecil di Eropa). Beberapa buku dan brosur dari berbagai Kedubes masih saya simpan hingga kini.
Mimpi saya ini, saya petakan dalam beberapa rencana dan langkah. Sangat tidak mulus dalam kenyataannya, dari yang tidak diijinkan orang tua untuk bepergian sendiri ke luar negeri, kendala waktu atau tabungan saya terkuras untuk hal yang lebih penting dan urgent. Mimpi ini masih saya pelihara hingga kini. Sebagai "pelampiasannya" saya ikut bergabung dalam komunitas Backpacker, berharap saya bisa memetik ilmu bepergian dengan baik dan benar (dan berbudget "miring" #penting).


Ini salah satu buku dari kedubes Hungaria yang masih saya simpan
Usianya dah berpuluh tahun, soalnya ngirimnya pas jaman jadul

Postingan kali ini bukan bercerita tentang keinginan saya untuk berjalan-jalan, namun ingin berbagi tentang perjalanan hidup.
Hidup kita tak ubahnya sebuah perjalanan panjang, yang memerlukan bekal agar perjalanan kita terasa nyaman dan aman.

Hidup kita saat ini sedang berada di penghujung tahun. Siap tidak siap kita akan menghadapi tantangan baru. Bilangan usia pun semakin berkurang. Apa yang telah kita perbuat pada bertahun-tahun kehidupan kita yang telah berlalu itu?. Sudahkah kita memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya dan sebenar-benarnya?

Situasi ekonomi dan politik negeri ini memberikan sedikit gambaran eksternal yang pasti akan mempengaruhi kehidupan pribadi kita. Pengalaman, juga semestinya mengajarkan kita untuk semakin bijak menyikapi hidup dan kehidupan.

Lalu apa pula yang kita persiapkan di tahun yang baru?. Terompet?, kembang api?, pesta?, atau berkendara keliling kota tanpa mengindahkan keamanan?. Semoga pembaca sekalian bukanlah orang-orang yang mudah terseret dalam euforia tahun baru seperti kebanyakan orang ya.

Saya adalah salah satu orang yang seumur hidup tidak pernah mempersiapkan dan merayakan tahun baru dengan terompet, kembang api, pesta, bakar-bakaran (baik membakar jagung, ayam, petasan atau membakar menyan). Kami (saya dan keluarga) melewati tahun baru seperti hari-hari sebelumnya. Tidak pernah dengan sengaja menunggu datangnya pukul 24.00, kalau sudah ngantuk ya tidur, kalau masih ada pekerjaan ya kami kerjakan malam itu juga. Biasa saja.

Acara seperti itu bagi saya kok rasanya jauh dari manfaat ya?.
Halah! kan setahun sekali! Mungkin begitu dalih yang lain. Ya itu saya serahkan pada masing-masing pribadi. Sampai saat ini saya tetap memilih mengekspresikan semangat saya dengan menulis rencana-rencana, detail dengan langkah-langkah untuk mewujudkannya (dan tidak harus di penghujung tahun menuliskannya).
Alangkah indahnya jika semangat yang menggelora itu dijadikan bekal meniti langkah menggapai asa, mewujudkan mimpi dan harapan.

Apa resolusi teman-teman untuk tahun depan?. Melanjutkan rencana-rencana yang belum tercapai di tahun ini atau ada sebuah rencana besar?
Apapun rencana teman-teman, selama itu mengandung kebaikan, Insya Allah, Allah akan memberi kemudahan. Jangan lupa untuk senantiasa berikhtiar maksimal yang terbungkus dalam untaian doa.

Karena hidup tak ubahnya perjalanan, maka akan ada beberapa pemberhentian untuk mengevaluasi dan recharge.
Akan ada banyak kejadian yang diluar dugaan kita, ada banyak peristiwa yang membuat kita membelokkan langkah mencari jalan alternatif dan banyak lagi kejadian-kejadian yang membuat kita harus berpikir kreatif.
Semoga perjalanan yang kita tempuh adalah perjalanan dengan tujuan menggapai RidhoNYA.
Selamat menjalani perjalanan hidup, semoga berkah.

Wallahu a'lam

»»  Baca Selengkapnya...
Copyright @ Elsenovi Menulis | Fluzu theme designed by Pirawa